Potensi Besar, Ekonomi Indonesia Masuk Resesi Pada Triwulan II-2015

Memasuki tahun 2015, ekonomi Indonesia kini terancam resesi. Ekonomi dikatakan resesi apabila Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua triwulan berturut-turut mengalami kontraksi, atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Pada triwulan I-2015 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,18 persen dibandingkan triwulan IV-2014. Berdasarkan harga konstan 2010, PDB Indonesia pada triwulan I-2015 hanya mencapai Rp 2.157,5 triliun, turun dari Rp 2.161,5 triliun pada triwulan IV-2014. Kontraksi ini terjadi untuk pertama kalinya sejak krisis ekonomi 1998/1999 berakhir.
Apabila pada triwulan II-2015 ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya maka ekonomi Indonesia secara resmi masuk resesi.
Indikasi ekonomi Indonesia masih akan melemah pada triwulan II-2015 terlihat dari beberapa indikator ekonomi domestik maupun internasional.
Permintaan dunia pada produk unggulan Indonesia dipercaya masih melemah. Sebagai contoh, Tiongkok sebagai mitra dagang utama Indonesia secara mengejutkan mengalami penurunan impor sebesar 16,2 persen pada April 2015. Penurunan impor ini tentu saja mengancam ekspor Indonesia ke negara tersebut.
Dari domestik dilaporkan penjualan sepeda motor pada April 2015 turun 26,12 persen dibandingkan April 2014, yaitu dari 729.279 unit menjadi 538.744 unit. Sedangkan penjualan mobil pada April 2015 juga turun dengan 23,1 persen dibandingkan April 2014. Penjualan April 2014 sempat mencapai 106.124 unit sedangkan penjualan April 2015 hanya 81.526 unit saja.
Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) penjualan semen sepanjang April 2015 juga turun 0,3 persen dibandingkan April 2014.
--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial