Lagi, Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Meleset, Apa Konsekuensinya?

Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akhirnya secara resmi menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2015 yang sangat optimistis tersebut.

Kementerian Keuangan pada awalnya menargetkan pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,7 persen. Tetapi, kenyataannya realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2015 hanya 4,71 persen, atau melenceng jauh dari target. Meskipun demikian, Kementerian Keuangan pada awalnya masih sangat optimistis untuk dapat merealisasikan target awal yang sebesar 5,7 persen tersebut. Tetapi, Kementerian Keuangan akhirnya “menyerah” juga, dan secara resmi mengoreksi kebawah target pertumbuhan ekonomi 2015 dari 5,7 persen menjadi 5,4 persen.

Apakah ini akan menjadi koreksi yang terakhir kali untuk tahun 2015 ini? Belum tentu. Tergantung realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan II-2015 yang akan dipublikasi pada awal Agustus 2015.

Begitu pula dengan Bank Indonesia, kini secara resmi juga melakukan koreksi terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi 2015 dari sebelumnya antara 5,4 persen-5,8 persen menjadi 5,0 persen-5,4 persen.

Baca juga: Ekonomi Indonesia 2015 Cenderung Melemah: http://bit.ly/1xqgtRB

Mengapa bisa terjadi seperti itu (pertumbuhan ekonomi dikoreksi berulang-ulang kali)?

Baca juga: Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014 Meleset Tajam: Perkiraan atau Harapan? http://bit.ly/1pS455V.

Kita sangat prihatin terhadap penurunan kualitas yang sangat tajam terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan ini. Terkesan, proyeksi pertumbuhan ekonomi kita ini hanya dilakukan berdasarkan harapan belaka tanpa memperhitungkan realita atau fakta ekonomi terkini.

Kualitas proyeksi yang sangat buruk ini mempunyai konsekuensi serius terhadap perekonomian kita. Penyimpangan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang sangat jauh dari realisasi dapat mengakibatkan pemerintah menjalankan kebijakan ekonomi yang salah: salah arah dan salah kaprah.

Sebagai contoh, pemerintah baru sekarang-sekarang ini mulai membicarakan stimulus ekonomi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi 2015, tetapi tentu saja sudah sangat terlambat. Kalau pemerintah pada akhir tahun lalu memperkirakan ekonomi bertumbuh 5,1 persen (bukan 5,7 persen), maka pemerintah bisa mengambil kebijakan dan stimulus ekonomi yang tepat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4 persen, atau lebih. Selain itu, pemerintah juga dapat mengantisipasi untuk meningkatkan bantuan sosial kepada golongan masyarakat tertentu yang terkena dampak negatif penurunan ekonomi, apabila proyeksinya cukup akurat. Sekarang ini pemerintah sulit mempunyai kebijakan sosial yang tepat untuk ditujukan kepada masyarakat golongan tertentu apabila pertumbuhan ekonomi ternyata di bawah 5 persen.

Di samping itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang menyimpang jauh dari realisasi mengakibatkan, antara lain, pengeluaran belanja negara menjadi tidak menentu atau tidak sesuai dengan rencana, serta perencanaan perusahaan menjadi kacau.

Apabila pelaku bisnis kehilangan kepercayaan kepada pemerintah mengenai proyeksi ekonomi ini maka iklim investasi menjadi tidak kondusif, dan investasi akan turun. Ketika demand meningkat, supply tidak mencukupi, maka memicu inflasi. 

Oleh karena itu, janganlah main-main dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi, atau digunakan hanya untuk pencitraan saja.


--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial