Neraca Perdagangan Surplus Akibat Impor Anjlok, Apa Dampaknya Pada Pertumbuhan Ekonomi?

Neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 masih membukukan surplus $454,4 juta dolar AS, melanjutkan tren surplus sejak Januari tahun ini. Selama Januari-April 2015 total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai $2,774,9 juta dolar AS. Hal ini terungkap dari siaran pers Badan Pusat Statistik (BPS) indonesia pada pagi ini (Jumat, 15 Mei 2015).

Berita di atas seharusnya cukup menggembirakan karena sejak 2011 hingga 2014 neraca perdagangan Indonesia berturut-turut mengalami deficit, yang baru pertama kalinya lagi terjadi sejak 1961. Kalau diperhatikan lebih mendalam, surplus neraca perdagangan 2015 ini dapat menjadi indikasi penurunan ekonomi Indonesia. Pasalnya, surplus neraca perdagangan pada April 2015 bukan karena peningkatan ekspor, khususnya ekspor nonmigas, tetapi lebih disebabkan karena anjloknya impor.

Merujuk data BPS, ekspor April 2015 turun 8,46 persen dibandingkan April 2014, yaitu dari $14.292,4 juta dolar AS menjadi $13.083,7 juta dolar AS. Dibandingkan dengan Maret 2015, ekspor April 2015 juga turun 4,04 persen, yaitu dari $13.634,3 juta dolar AS menjadi $13.083,7 juta dolar AS.

Penurunan ekspor April 2015 ini ternyata juga diikuti oleh penurunan impor yang jauh lebih tajam, di mana impor April 2015 turun 22,31 persen dibandingkan April 2014, yaitu dari $16.255,0 juta dolar AS menjadi hanya $12.629,3 juta dolar AS. Tetapi, kalau dibandingkan Maret 2015 impor April 2015 mengalami peningkatan 0,16 persen, yaitu dari $12.609,7 juta dolar AS menjadi $12.629,3 juta dolar AS. Lihat tabel di bawah ini.
Tabel 1: Neraca Perdagangan Indonesia (juta dolar AS)
Secara kumulatif, ekspor peiode Januari-April 2015 turun 11,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014, yaitu dari $58.591,5 juta dolar AS menjadi $52.135,7 juta dolar AS. Begitu juga dengan ekspor nonmigas, Januari-April 2015 turun 6,43 persen dibandingkan periode Januari-April 2014. Namun demikian, penurunan ekspor selama periode Januari – April 2015 juga diikuit dengan penurunan impor yang lebih tajam lagi, yaitu 17,02 persen, dari $59.485,6 juta dolar AS menjadi $49.360,8 juta dolar AS. Lihat tabel di bawah ini.
Tabel 2: Neraca Perdagangan Indonesia Periode Januari – April 2014 dan 2015 (juta dolar AS)
Penurunan impor yang begitu tajam dapat memberi indikasi bahwa aktivitas ekonomi sedang menurun. Pasalnya, penurunan impor tersebut disebabkan karena impor bahan baku turun 17,81 persen dan impor barang modal juga turun 13,94 persen.

Kita patut bersyukur bahwa neraca perdagangan selama empat bulan pertama 2015 mengalami surplus. Tetapi, pada saat bersamaan kita juga was-was mengingat surplus neraca perdagangan saat ini disebabkan oleh penurunan impor yang sangat tajam, yang mana dapat mengindikasikan aktivitas ekonomi sedang melemah.

--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial