Data Keuangan Kuartal I 2015 Jeblok, Investor Saham Panik
Seiring
mulai dipublikasikannya data keuangan kuartal I 2015, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) anjlok 6,4 persen dalam seminggu sejak 27 hingga 30 April 2015.
Anjloknya IHSG ini dimotori aksi jual investor asing dengan penjualan bersih Rp 7,1 triliun pada minggu tersebut.
Faktor penyebab anjloknya kinerja pasar saham ini tentu saja karena memburuknya
data keuangan hampir seluruh perusahaan publik tersebut. Penurunan kinerja
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia ini seolah-olah
mengkonfirmasi memburuknya data sektoral industri pada kuartal I 2015 yang
sudah dipublikasikan terlebih dahulu, antara lain:
- Penjualan semen turun 3,3 persen
- Penjualan mobil turun 15 persen
- Penjualan motor turun 19 persen
- Penjualan properti turun 50 persen
- Ekspor turun 11,67 persen
Berdasarkan data keuangan yang dipublikasi, banyak
perusahaan publik pada kuartal I 2015 mengalami penurunan laba bersih yang signifikan dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sebab utama penurunan laba bersih ini karena penjualan turun menyusul daya konsumsi domestik yang lemah. Jumlah
perusahaan yang mengalami penurunan laba bersih juga jauh lebih banyak dari
yang mengalami peningkatan laba bersih.
Beberapa perusahaan publik yang membukukan penurunan laba
bersih antara lain:
- Adhi Karya, turun 34,5 persen
- Adaro, turun 55 persen
- Agung Podomoro land, turun 65 persen
- Arwana Citra Mulia, turun 49,3 persen
- Astra Agro Lestari, turun 80,11 persen
- Astra Internasional, turun 15,64 persen
- Astra Otopart, turun 67 persen
- Bank CIMB, turun 92,4 persen
- Bank Danamon, turun 21,47 persen
- Holcim cement, turun 89,78 persen
- Indofood turun, 37,4 persen
- Jasa Marga, turun 12,38 persen
- London Sumatra, turun 32,3 persen
- Semen Indonesia, turun 9,06 persen
- Tambang Batubara Bukit Asam, turun 36,5 persen
- Timah, turun 120,1 persen
- Wijaya Karya turun 63,29 persen
Meskipun data ekonomi dan keuangan menunjukkan penurunan kinerja
yang luar biasa, tetapi masih banyak pengamat dan pejabat yang memperkirakan
ekonomi kita masih dapat bertumbuh sekitar 5 (lima) persen pada kuartal I 2015
ini. Apakah perkiraan tersebut realistis? Untuk itu, kita harus sabar menunggu
sampai hari Selasa, 5 Mei 2015, di mana Badan Pusat Statistik (BPS) akan
mempublikasikan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015. Semoga saja tidak
terjadi lagi kepanikan di bursa.
--- 000 ---
Comments
Post a Comment