Berapa Nilai Produksi Minyak Indonesia? Dan Berapa Bagian Pemerintah?

Indonesia termasuk salah satu negara penghasil minyak bumi. Namun, produksi minyak bumi kita tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri yang setiap tahunnya meningkat terus. Sebagian besar masyarakat tidak mempunyai bayangan berapa banyak minyak bumi yang dihasilkan dari bumi Indonesia ini, dan berapa yang merupakan hak pemerintah.

Dari dokumen APBNP (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan) 2014 dapat dihitung bahwa pemerintah hanya memperoleh 42,55 persen saja dari total produksi / lifting dalam negeri, dengan hitungan sebagai berikut (lihat juga table 1).

Rencana lifting minyak tahun 2014 adalah sebesar 818.000 barel per hari, atau 298.570.000 barel per tahun, atau 47.468.748.590 liter per tahun. Dengan asumsi harga minyak sebesar $105 per barel dan kurs rupiah sebesar Rp 11.600 per dolar, maka total nilai lifting/produksi minyak adalah sebesar Rp 363,658 triliun (lihat baris F pada tabel 1).

Dari APBNP 2014 ditetapkan pendapatan pemerintah dari minyak bumi tahun 2014 adalah Rp 154,75 trilliun. Jumlah ini berarti hanya 42,55% saja dari total nilai lifting minyak bumi pada tahun 2014 (lihat baris G).

Sisanya senilai Rp 208,907 triliun, atau 57,45% dari nilai lifting, merupakan komponen cost recovery (yang dianggarkan $15 miliar pada tahun 2014 ini, atau Rp 174 triliun = 47,85% dari nilai lifting) dan bagi hasil minyak yang menjadi hak kontraktor minyak.


Tabel 1: Asumsi APBNP 2014
A
Lifting minyak (barel/hari)
818.000

B
Lifting minyak (barel/tahun)
298.570.000

C
Lifting minyak (liter/tahun)
47.468.748.590

D
Harga minyak ($/barel)
105

E
Kurs (Rp/$)
11.600

F
Nilai total lifting (Rp/tahun) – (B x D x E)
363.658.260.000.000
100,00%
G
Pendapatan Pemerintah dalam APBNP 2104 (Rp/tahun)          
154.750.360.000.000
42,55%
H
Sisa nilai produksi/lifting: merupakan cost recovery dan bagian kontraktor minyak
208.907.900.000.000
57,45%


Apakah pembagian seperti ini fair? Silahkan publik menilainya sendiri.

--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial