Sisi Lain Ekonomi: Konsumsi Domestik yang Besar Menahan Pertumbuhan Ekonomi

Banyak pihak mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak perlu dikhawatirkan karena didukung oleh Konsumsi Domestik (Rumah Tangga) yang kuat, dengan kontribusi sekitar 55% dari PDB. Pendapat seperti ini bisa menyesatkan gambaran perekonomian yang baik. Rasio Konsumsi Rumah Tangga yang besar dapat disebabkan karena rasio-rasio lainnya relatif rendah: rasio Investasi terhadap PDB rendah, rasio Ekspor terhadap PDB rendah.

Mari kita belajar dari perekonomian China yang bertumbuh luar biasa cepatnya.

Gambar di bawah ini memuat perkembangan ekonomi China sejak economic reforms di mulai pada tahun 1978 hingga 2011. Seperti kita ketahui, pertumbuhan ekonomi China sangat luar biasa cepatnya selama kurun waktu tersebut, sekitar rata-rata 10% per tahun. Pada tahun-tahun awal reformasi, rasio konsumsi rumah tangga terhadap PDB juga cukup besar, sekitar 50% (seperti kondisi ekonomi kita saat ini). Sedangkan rasio Investasi dan Ekspor terhadap PDB jauh di bawah Konsumsi Rumah Tangga.

Seiring dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi China yang luar biasa, rasio Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB terus menurun karena pertumbuhan ekonomi China tersebut didukung oleh pertumbuhan Investasi yang sangat besar di mana outputnya ditujukan untuk perkembangan Ekspor yang juga sangat cepat. Keberhasilan pembangunan ekonomi China ini terlihat jelas khususnya sejak tahun 1994, the last economic reform, di mana pemerintah China menetapkan nilai mata uangnya memakai kurs tetap terhadap dolas AS. Alhasil, sebelum krisis keuangan global terjadi, rasio Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB China sudah di bawah rasio Investasi serta rasio Ekspor. Pada akhir tahun 2011 rasio Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB hanya sekitar 35% saja. Sekedar untuk diketahui, Ekspor China tumbuh lebih dari 7 kali lipat hanya dalam kurun waktu 10 tahun saja, sejak 2001 sampai 2011.

Melihat data perkembangan ekonomi China seperti di atas, masihkah kita berpendapat bahwa rasio Konsumsi Rumah Tangga yang tinggi menunjukkan perekonomian kita baik atun kuat dan tidak perlu dikhawatirkan?


Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Akankah Sejarah Berulang Lagi?

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?