Mengapa Ekonomi Bertumbuh
Konon, di suatu desa di pegunungan terpencil nun jauh di
negeri Jamrud Katulistiwa, tinggal tiga sekawan bernama Ali, Badu dan Cecep.
Ketika itu, kehidupan mereka sangat
sederhana. Mereka hidup dari hasil berburu kelinci yang sangat banyak di negeri
tersebut. Mereka berburu hanya dengan menggunakan tangan tanpa ada alat bantu.
Karena sulit menangkap kelinci yang sangat gesit dengan menggunakan tangan,
setiap orang hanya bisa menangkap satu kelinci selama satu hari berburu, dan
satu kelinci tersebut cukup untuk makan satu hari. Oleh karena itu, setiap hari
mereka harus berburu untuk mempertahankan hidupnya.
Menjelang tidur pada malam hari, mereka suka mengobrol dan
berkhayal, alangkah senangnya apabila mereka dapat beristirahat dan besantai
untuk satu hari saja dalam satu minggu. Tentu saja hal tersebut merupakan hal
yang mustahil, karena istirahat satu hari tanpa berburu berarti tidak makan
selama satu hari. Tetapi, obrolan yang pada awalnya hanya merupakan khayalan
belaka, perlahan-lahan kemudian mulai merasuki pikiran Ali. Ali mulai serius
memutar otak agar khayalan tersebut dapat menjadi kenyataan.
Keesokan harinya, ketika menikmati makan malam, Ali hanya
makan setengah dari hasil buruannya. Badu dan Cecep khawatir melihatnya dan
bertanya apakah Ali sedang sakit. Ali mengatakan bahwa dia sehat-sehat saja,
dan menjelaskan rencananya bahwa besok dia akan membuat alat penangkap kelinci,
sehingga dia tidak dapat ikut berburu. Oleh karena itu, Ali harus menyimpan
setengah dari hasil buruan hari ini untuk dikonsumsi besok (saving).
Badu dan Cecep terbengong-bengong mendengarnya, dan mengira Ali
sudah kurang waras. Mereka ingin mencegah Ali agar tidak mengikuti rencana gila
tersebut. Mereka khawatir Ali akan jatuh sakit karena kurang makan.
Namun, Ali bertekad untuk meneruskan niatnya. Keesokan
harinya Ali mulai mengumpulkan bahan untuk membuat alat tangkap kelinci dan
mulai membuatnya (Investasi). Selama satu hari itu, Ali hanya makan setengah
kelinci yang disimpannya kemarin, sedangkan Badu dan Cecep makan sangat lahap
dan terlihat puas dengan satu kelinci masuk ke perut masing-masing, sampai
tertidur pulas setelah makan. Ali yang masih kelaparan tidak dapat langsung tertidur.
Oleh karena itu, dia meneruskan membuat alat tangkap kelinci agar segera
selesai dan dapat digunakan. Tepat tengah malam, alat tangkap kelinci selesai
dan Ali kemudian tertidur karena kelelahan sambil setengah kelaparan.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka terbangun dan
mulai siap berburu. Badu dan Cecep seperti biasa sibuk menangkap kelinci dengan
kedua tangannya, sambil mengendap-endap mendekati kelinci untuk ditangkap.
Sedangkan Ali mulai memasang alat tangkap yang dibuat dengan susah payah, dan
menjauh dari kelinci agar kelinci tidak takut mendekati alat tangkap tersebut.
Menjelang tengah hari, satu kelinci masuk ke dalam alat
tangkap kelinci, dan Ali kemudian mengambilnya sambil berteriak: “Horeee, dapat
satu!” Mendengar teriakan Ali, Badu dan Cecep yang sedang bersusah payah
mencoba menangkap kelinci dengan kedua tangan mereka menengok dan melihat Ali
sudah menggenggam satu kelinci tanpa berkeringat dan bersusah payah. Keduanya
bergumam, alangkah enaknya bisa menangkap kelinci tanpa bersusah payah seperti Ali.
Menjelang sore hari, Ali memperoleh satu kelinci lagi. Dengan
alat tangkap yang dibuatnya tersebut, Ali sekarang dapat memperoleh dua kelinci
setiap harinya. Sejak saat itu, kehidupan Ali mulai berubah. Ali hanya berburu
setiap dua hari sekali, karena satu hari berburu dapat mencukupi untuk dua hari
kehidupan. Untuk hari yang tidak perlu berburu, Ali menggunakannya untuk
beristirahat dan bersantai seperti khayalan semula.
Tetapi, setelah sekian lama bersantai, Ali mulai berpikir
bahwa dia juga dapat menggunakan hari santainya untuk membangun tempat tinggal
agar tidak kehujanan ketika musim hujan tiba.
Ringkasan
Kehidupan awal di suatu desa di pegunungan terpencil di negeri
Jamrud Katulistiwa hanya menghasilkan tiga kelinci dalam satu hari. Ali kemudian
melakukan investasi atas waktunya selama satu hari dengan tidak berburu untuk
membuat alat tangkap kelinci. Untuk dapat melakukan investasi tersebut Ali
harus menabung terlebih dahulu (konsumsi hanya setengah kelinci sebelum membuat
alat tangkap, dan setengahnya lagi disimpan untuk dikonsumsi sewaktu membuat
alat tangkap). Dalam melakukan investasi ini, Ali menanggung risiko apabila
alat tangkap kelinci yang dibuatnya gagal sehingga Ali harus menangkap kelinci
dengan kedua tangannya lagi untuk mempertahankan hidupnya. Padahal, Ali sudah
mengalami penderitaan (sacrifice) dengan
menahan lapar selama dua hari: selama periode perencanaan dan pembuatan alat
tangkap kelinci.
Tetapi, setelah alat tangkap kelinci buatan Ali berhasil
maka kehidupan Ali, dan kehidupan di desa, menjadi lebih makmur karena mereka sekarang
dapat menghasilkan empat kelinci dalam satu hari (bertambah satu kelinci).
Moral Cerita
Ekonomi hanya dapat bertumbuh apabila ada investasi baru
yang dapat meningkatkan output produksi. Sedangkan investasi hanya bisa terjadi
apabila ada tabungan. Semakin besar investasi, semakin besar pula tingkat
pertumbuhan output produksi dan tingkat pertumbuhan ekonomi.
{Investasi selalu mengandung risiko. Bisa saja Ali membuat
alat tangkap yang lebih besar yang dapat menangkap lebih dari satu kelinci. Untuk
itu, Ali memerlukan waktu lebih banyak lagi (misalnya, Ali hanya bisa makan seperempat
kelinci dalam satu hari selama periode pembuatan alat tangkap kelinci yang
lebih besar tersebut). Tetapi, risiko untuk membuat alat tangkap kelinci yang
lebih besar ini juga menjadi lebih besar. Apabila gagal, Ali dapat mengalami
masalah besar karena kondisi tubuhnya mungkin sudah sangat lemah akibat kurang makan
selama periode pembuatan alat tangkap sehingga tidak dapat menangkap kelinci
dengan kedua tangannya.}
Comments
Post a Comment