Tax Amnesty, Cadangan Devisa dan Kurs Dolar AS

Program Tax Amnesty (TA) yang dimulai pada 1 Juli 2016 akan berlangsung selama sembilan bulan, dan akan berakhir pada 31 Maret 2017. Program TA ini diharapkan dapat membawa masuk (repatriasi) dana penduduk Indonesia yang disimpan di luar negeri kembali ke Indonesia. Ada yang memperkirakan, dana repatriasi tersebut dapat mencapai Rp 2.000 triliun hingga Rp 3.000 triliun. Masuknya dana repatriasi dipercaya akan membuat kurs rupiah terhadap dolar AS (USD) menguat secara signifikan, bahkan ada yang memprediksi bisa mencapai Rp 10.000 per USD.

Meskipun belum sesuai perkiraan, dana repatriasi yang masuk di bulan September 2016 tercatat cukup tinggi, yaitu Rp 140,16 triliun. Dengan menggunakan kurs Rp 13.000 per USD, maka dana repatriasi tersebut setara USD 10,78 miliar. Masuknya dana repatriasi ini seharusnya membuat kurs rupiah menguat. Lihat tabel.


Kurs rupiah memang menguat, tetapi hanya 2,27 persen saja, yaitu dari Rp 13.300 per USD pada 31 Agustus 2016 menjadi Rp 12.998 per USD pada 30 September 2016.

Mengapa kurs rupiah hanya menguat sedikit?

Menurut Bank Indonesia, cadangan devisa per 30 September 2016 hanya naik USD 2,2 miliar dibanding 30 Agustus 2016, sudah termasuk dana repatriasi yang masuk pada bulan September 2016. Cadangan devisa naik dari USD 113,5 miliar per 30 Agustus 2016 menjadi USD 115,7 miliar per 30 September 2016. Artinya, di luar dana repatriasi, terjadi cash outflow (atau defisit neraca pembayaraan) sebesar USD 8,58 miliar selama bulan September 2016. Hal ini menjelaskan mengapa kurs rupiah terhadap USD tidak naik signifikan seiring dengan masuknya dana repatriasi pada bulan September 2016.

Isu yang lebih penting adalah, apa penyebab terjadinya defisit pada neraca pembayaran (di luar dana repatriasi) pada bulan September yang lalu tersebut? Apakah disebabkan oleh defisit neraca perdagangan? Atau disebabkan oleh neraca transaksi modal dan finansial?

Kalau defisit ini berlanjut di bulan-bulan berikutnya, maka bukan tidak mungkin kurs rupiah akan jatuh menjelang akhir tahun ini.

--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial