Ekonomi Indonesia Q3 2015 Belum Meroket, Diperkirakan Q4 2015 Akan Melemah

Ekonomi Indonesia pada kwartal III (Q3) 2015 hanya bertumbuh 4,73 persen dibandingkan dengan Q3 2014, sangat jauh dari target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah di APBN 2015 yang sebesar 5,7 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode sembilan bulan pertama 2015 hanya mencapai 4,71 persen.

Pertumbuhan ekonomi Q3 2015 ini (= 4,73 persen) jauh dari perkiraan pemerintah, yang diharapkan akan mulai meroket pada semester II 2015. Dibandingkan dengan kwartal-kwartal sebelumnya kinerja ekonomi pada Q3 2015 ini datar-datar saja: Pertumbuhan ekonomi pada Q1 2015 mencapai 4,72 persen dan pada Q2 2015 mencapai 4,67 persen.

Padahal, pengeluaran belanja pemerintah pada Q3 2015 sudah naik cukup signifikan dibandingkan dengan periode Q3 2014, yaitu dari Rp 259,13 triliun menjadi Rp 292,90 triliun, atau naik 13,03%. Sedangkan pada Q1 2015 belanja pemerintah naik 8.50% dibandingkan dengan Q1 2014, yaitu dari Rp 165,90 triliun (Q1 2014) menjadi Rp 180 triliun (Q1 2015), pada Q2 2015 belanja pemerintah naik 10,74 persen dibandingkan Q2 2014, yaitu dari Rp 229,27 triliun (Q2 2014) menjadi Rp 253,90 triliun (Q2 2015). Lihat tabel di bawah.
Jadi, kenaikan belanja pemerintah yang cukup signikan pada Q3 2015 ini, dan juga pada Januari sampai dengan September 2015, masih belum dapat membuat ekonomi Indonesia meroket seperti yang diperkirakan, atau tepatnya diharapkan, oleh pemerintah.

Paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan sejak awal September 2015 seakan-akan juga tidak berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan ekonomi nasional. Sampai awal November sudah ada 6 paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan oleh pemerintah, tetapi masyarakat masih sangat meragukan apakah paket-paket kebijakan tersebut dapat meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Yang pasti, sampai sekarang belum terasa dampak dari paket kebijakan ekonomi tersebut.

Selain paket kebijakan ekonomi tersebut di atas, pemerintah sebelumnya juga sudah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus fiskal sejak Mei/Juni 2015, misalnya pengurangan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn Barang Mewah). Tetapi, paket kebijakan fiskal tersebut juga belum berdampak sama sekali terhadap perkembangan ekonomi nasional.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi pada kwartal terakhir 2015 ini? Apakah benar akan meroket? Saya secara pribadi agak pesimistis, dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita pada Q4 2015 tidak akan meroket, melainkan akan lebih rendah dari Q3 2015, dengan rentang pertumbuhan antara 4,4 persen – 4,5 persen.

--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial