Penerimaan Pajak 2015 Tidak Tercapai: Memicu Krisis APBN?

Target penerimaan pajak 2015 ditetapkan Rp 1.294,26 triliun, atau naik 31,41 persen dari realisasi penerimaan pajak 2014 (Rp 984,90 triliun). Target yang sangat ambisius ini dapat dipastikan tidak akan tercapai. Pasalnya, penerimaan pajak hingga 31 Juli 2015 baru mencapai Rp 531,11 triliun, atau naik hanya 0,04 persen dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak untuk periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp 530,88 triliun.


Kalau dibandingkan dengan target 2015 (Rp 1.294,26 triliun), penerimaan pajak per akhir Juli 2015 ini hanya mencapai 41,04 persen, sungguh sangat rendah sekali. Oleh karena itu, target penerimaan pajak 2015 dapat dipastikan tidak akan tercapai.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memperkirakan penerimaan pajak untuk tahun 2015 dapat mencapai 92 persen dari target yang ditetapkan, atau sekitar Rp 1.165 trliun. Artinya, terjadi shortfall penerimaan pajak sekitar Rp 130 triliun. Perkiraan inipun sebenarnya masih sangat tinggi, karena untuk mencapai 92 persen dari target maka penerimaan pajak selama 5 bulan terkahir 2015 harus dapat mencapai Rp 633,72 triliun (versus Rp 531,11 triliun selama 7 bulan pertama 2015 termasuk hari raya Idul Fitri). Apakah mungkin?

Menurut saya, perkiraan penerimaan pajak tersebut di atas, yaitu dapat mencapai 92 persen dari target, hanya merupakan mimpi belaka. Saya memperkirakan realisasi penerimaan pajak 2015 paling tinggi hanya mencapai Rp 1.035 triliun. Artinya akan terjadi shortfall sekitar Rp 250 triliun dari target pajak 2015. Shortfall penerimaan pajak ini pada gilirannya akan memperbesar defisit pada APBN dari yang dianggarankan sebesar Rp 220 triliun menjadi Rp 470 triliun, atau sekitar 4,5 persen dari PDBs. Karena defisit anggaran yang diperbolehkan hanya 3 persen saja dari PDB, maka menjelang akhir tahun, atau kuartal IV 2015, pemerintah harus memangkas belanja negara secara signifikan, yang tentu saja akan menekan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV ini secara signifikan.

Jadi, saya perkirakan pertumbuhan ekonomi semester II 2015 dapat lebih rendah dari semester I 2015, sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekokonomi 2015 hanya 4,5 persen.

--- 000 ---

Comments

Popular posts from this blog

Ini Alasannya Mengapa Petani Menjadi Miskin Dalam Jangka Panjang

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2015 dan 2016: tersandung di lubang yang sama?

Peran Perpajakan Sebagai Instrumen Redistribusi Pendapatan untuk Mengurangi Kesenjangan Sosial